Tidak ada orangtua yang tidak ingin anaknya menjadi pandai dan unggul di sekolah. Namun terkadang kesibukan yang padat jadi salah satu penghambat para orangtua untuk dapat memberikan bimbingan secara langsung pada anaknya usai sekolah.
Meski demikian, perlakuan dari faktor eksternal (dalam hal ini : keluarga atau orangtua) kepada anak juga salah satu faktor utama penentu semangat belajarnya. Secara umum, anak yang mengalami kedekatan dengan orangtua tentu akan berbeda dengan anak yang seringkali mandiri dan tidak terlalu mendapat peran dari orangtuanya. Artinya, akan ada hasil yang berbeda mulai dari cara belajar hingga berperilaku. Anak yang memperoleh pola asuh yang baik biasanya akan lebih mudah memahami informasi yang diterima dan mendapat pengarahan yang tepat saat pengaplikasiannya, begitu pula sebaliknya. Anak yang kerap mendapat perlakuan buruk dari orangtua (tekanan, suara keras/membentak, pemaksaan) akan berimbas pada penyimpangan perilaku. Sementara, faktor internal yang tentu berasal dari anak itu sendiri juga harus menjadi penguat agar tumbuh semangat belajar yang baik dan terus meningkat.
Menurut Spielgaben, ada 10 penyebab menjadi anak malas untuk belajar, yakni ;
1. Sulit Berkonsentrasi
Secara umum, tanda yang yang menunjukan bahwa anak Anda memiliki masalah dalam berkonsentrasi adalah sulitnya berfokus terhadap satu hal serta kerap kali membutuhkan waktu yang lama untuk menerima dan menyaring informasi akibat kekurangan energi. Namun demikian, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya, misalnya dengan terapi untuk meningkatkan kemampuan belajar; seperti terapi lilin, terapi mencium bau, dan berbagai macam terapi lainnya atau bisa juga dengan tidak menyalakan televisi saat sedang belajar. Selain itu, dengan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak dalam belajar tentu akan membantunya lebih berkonsentrasi lebih cepat.
- Tidak Merasa Nyaman dengan Lingkungannya
Tingkat kenyamanan setiap anak dalam menentukan mood saat belajar tentu akan berbeda. Ada yang butuh musik sebagai pengantar, ada yang membutuhkan suasana damai dan tenang, dan berbagai macam cara lainnya. Namun ketika mereka sedang mencapai titik konsentrasi dan terganggu dengan suara bising, atau aroma tertentu, dan beberapa faktor lainnya, maka mereka akan merasa tidak nyaman dengan suasana atau lingkungan belajarnya tersebut. Hal lain disebabkan tidak adanya stimulus pada lingkungan ruang yang dapat menarik anak untuk belajar. Bahkan cahaya ruang yang terlalu redup dapat membuat anak lebih nyaman untuk tidur. Maka, menyiapkan ruangan yang nyaman dan bebas dari gangguan suara yang berisik, menempatkan beberapa gambar atau poster serta barang-barang lain yang dapat memberikan stimulus anak dalam belajar adalah cara lain meningkatkan semangat anak dalam belajar dan yang tidak boleh terlupakan yaitu mengatur ruangan agar cukup cahaya. Tak kalah penting lainnya adalah kondisi ruangan atau ruang belajar yang bersih dan tidak berantakkan akan membuat pikirannya lebih rileks dan mudah berkonsentrasi.
- Tidak Menyukai Pelajaran yang Dipelajari
Seperti halnya orang dewasa, ada kalanya anak-anak menunjukkan ketidaksukaan mereka terhadap sesuatu. Disekolah, tidak semua bidang studi yang ada disukai oleh mereka. Maka yang harus orang tua lakukan adalah merubah cara pandang mereka dengan menggantinya pada hal yang lebih menarik untuk dinikmati. Misalnya, membuat belajar matematika menjadi menyenangkan dengan menemani mereka berlatih dan belajar. Disela-sela itu, orangtua juga sembari mengajari mereka cara belajar yang fun dan menarik yang merupakan analogi dari pokok pelajaran yang sedang dikerjakan. Selain itu mengajarkan matematika dengan melihat fungsinya dalam kehidupan sehari-hari akan membuat anak memahami berapa pentingnya untuk belajar matematika. Dengan memberikan contoh-contoh sederhana untuk membuat mereka nyaman dan menyukai pelajaran atau hal yang sulit akan membantu mereka lebih mudah memahami dan menyukai hal tersebut.
- Tidak Merasa Tertantang dengan Materi yang Diberikan
Kegiatan yang cenderung stagnan di sekolah terkadang dapat membuat anak-anak lekas bosan dan kurang merasa ada yang menarik. Hal ini terjadi karena mereka tidak merasa tertantang dengan materi pelajaran yang begitu-begitu saja. Untuk mengatasi hal itu, ide yang dapat dilakukan untuk adalah dengan memberikan tes yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu sehingga mereka akan terpancing untuk mengejar atau menyelesaikan perintah tersebut. Atau dapat juga dengan menetapkan tujuan dalam belajar bersama anak (yang dianggap lebih tinggi dari kemampuannya) dan berikan waktu untuk mencapai tujuan tersebut. Jika dirasa belum mampu meningkatkan motivasinya dalam belajar. Perlu diingat bahwa tidak semua anak dapat melakukan dan menyenangi tantangan yang diberikan. Oleh sebab itu, kesabaran dalam membimbing mereka dan membuatnya menerima tantangan yang diberikan adalah kunci. Tantangan yang diberikan dapat dimulai dari step yang sederhana, sampai dengan yang tersulit yang diukur berdasarkan kemampuan mereka, bukan orangtuanya.
5. Tidak Percaya pada Kemampuan Diri Sendiri
Kepercayaan diri adalah hal yang harus ditanamkan pertama kali pada anak agar mereka mampu meyakini dan percaya pada kemampuan yang mereka miliki sendiri. Jika mereka tidak percaya bahwa usahanya dalam belajar tidak meningkatkan kemampuannya, maka mereka kehilangan motivasi untuk belajar. Cara untuk mengatasi hal ini yaitu dapat dilakukan dengan menyiapkan strategi belajar yang dapat membuat mereka merasa senang dan tertarik. Buat pembelajaran yang mudah dan memberikan hasil pada anak. Sebaliknya jangan berikan materi yang terlalu sulit untuk dia. Terakhir berikan feedback dengan nasihat yang dapat memotivasi mereka bahwa mereka bisa melakukan hal-hal hebat dengan belajar. Buat mereka percaya bahwa setiap usaha yang mereka lakukan akan memberikan hasil yang sepadan sembari menanamkan rasa percaya diri dalam diri mereka.
- Tidak Mendapatkan Imbalan Sesuai dengan Usaha yang Dikeluarkan
Layaknya orang dewasa, saat mengerjakan tugas yang berat kemudian seseorang memberikan imbalan yang kecil dan tentu itu tidak sesuai dengan usaha yang telah kita keluarkan, maka akan mengurangi motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Sama halnya dengan anak-anak, ketika mendapatkan nilai bagus dari ujiannya namun guru tidak memberikan reward, maka hal tersebut dapat menghancurkan motivasi belajarnya. Untuk mengatasi hal tersebut maka dapat dilakukan dengan membuat beberapa goal dan berikan hadiah yang sesuai pada setiap tujuan yang telah dicapai. Pada setiap goal juga bisa sambil dijelaskan mengenai benefit apa yang mungkin didapatkan agar mereka dapat melatih dan mengetahui batas kemampuan diri mereka.
- Gagal Mencapai TujuanTerkadang, ketika anak sudah belajar dengan keras, fokus dengan penuh konsentrasi tetapi akan ada masa dimana Ia tidak mencapai tujuan yang sudah di tetapkan. Jika itu terjadi, maka hal ini juga akan membuat motivasi anak untuk belajar menjadi berkurang. Tugas yang harus dilakukan oleh orang tua bukanlah memberikan komentar negatif atau memarahi mereka karena gagal mencapai tujuan yang telah di tetapkan tersebut, melainkan membuat anak tetap fokus dan mencapai tujuan yang dapat anak capai. Penting pula menjadi catatan bagi orangtua untuk sering berdiskusi dengan anak agar Ia tahu hal apa yang harus dilakukannya serta evaluasi agar memahami apa yang sebaiknya tidak dilakukan.
- Tidak Belajar dengan Baik Bersama Guru di SekolahBeberapa anak ada yang dapat bekerja baik dengan guru disekolah dan beberapa lainnya tidak bisa. Dalam kondisi ini, bila anak sulit bekerjasama dengan gurunya, maka dampak yang mungkin timbul adalah membuat mereka berontak atau mundur. Bagaimanapun, bila tidak segera dicari tahu penyebabnya, maka hal ini dapat mengakibatkan efek yang berkepanjangan. Oleh sebab itu, sebagai orangtua yang harus dilakukan adalah berkomunikasi dengan guru mereka di sekolah mengenai masalah yang mungkin tengah dihadapi oleh anak. Diskusikan dan temukan solusi yang tepat bersama dengan guru untuk melihat perubahan dan perkembangan mereka.
- Metode Belajar yang Tidak TepatSetiap anak dilahirkan dengan keunikannya masing masing. Itulah mengapa setiap anak akan berbeda, termasuk soal gaya belajar. Beberapa anak belajar dengan visual lebih baik, beberapa dengan audio lebih baik, atau belajar dengan lebih baik dengan gaya belajar kinestetik. Ketika pembelajaran yang dilakukan di sekolah tidak sesuai dengan gaya belajar siswa maka hasil yang di peroleh tidaklah maksimal sehingga akan mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Dalam hal ini, orangtua dapat berdiskusi dan menyampaikan masalah-masalah dari anak menjadi hal yang sangat penting. Atau, gunakan cara tersendiri saat sedang mengerjakan tugas dirumah dengan cara yang lembut sebagai orangtua. Boleh jadi cara mengajar guru disekolah terlalu terburu-buru atau terlalu keras sehingga membuatnya sulit untuk mencerna atau mencatat informasi penting yang disampaikan. Sambil menggali gaya belajar yang disukainya, ada baiknya bila orangtua juga perlu mengamati hal yang kerap mereka lakukan saat sedang belajar untuk mengetahui lebih dalam, apakah mereka termasuk tipe yang lekas bosan sehingga akan banyak selingan (sambil bermain atau menonton acara yang disukai) yang dilakukan, atau tipe tak akan menyerah sebelum pekerjaan selesai dilakukan.
- Terlalu Lelah dan Kurang IstirahatTidak bisa dipungkiri, jam belajar yang diterapkan di sekolah masa kini tentu berbeda dengan beberapa tahun silam ketika era para orangtua terdahulu. Rata-rata waktu yang dihabiskan dapat mencapai 10 jam dalam satu hari termasuk kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan belajar. Saat tiba dirumah, mereka belum dapat berisitirahat karena ada setumpuk pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Kegiatan yang sangat padat akan membuatnya kehilangan waktu beristirahat sehingga mudah lelah akibat kehabisan tenaga dan berujung pada rasa malas belajar yang kian besar. Hal yang paling pertama harus dilakukan oleh orangtua adalah mulai mengatur jadwalnya agar seimbang dengan waktu istirahat, memberikan asupan makanan yang kaya gizi dan vitamin, serta mengajaknya refreshing agar pola hidupnya tidak monoton akibat terlalu sering menatap pelajaran. Hal ini akan membuat energinya kembali recharged dan mood nya tidak lekas turun. Beri mereka jeda waktu untuk sedikit bermain, karena perlakuan kepada anak-anak tidak bisa disama-ratakan dengan remaja apalagi dewasa.